Generasi sandwich adalah istilah yang menggambarkan orang-orang dewasa yang berada dalam tekanan finansial karena harus mendukung dua generasi sekaligus: orang tua yang semakin tua di satu sisi, dan anak-anak yang masih membutuhkan dukungan di sisi lain.
Fenomena ini menjadi semakin umum, terutama di negara-negara dengan sistem kesejahteraan sosial yang kurang memadai atau harga kebutuhan hidup yang terus meningkat. Salah satu dampak signifikan dari tekanan ini adalah kesulitan generasi sandwich untuk memiliki rumah.
Faktor Penyebab Generasi Sandwich Sulit Punya Rumah
Berikut adalah beberapa faktor yang membuat mereka terjebak dalam situasi ini.
Beban Finansial Ganda
Generasi sandwich sering kali menjadi tumpuan ekonomi untuk kedua sisi keluarganya. Mereka harus memenuhi kebutuhan orang tua, seperti biaya kesehatan, asuransi, atau kebutuhan sehari-hari.
Di sisi lain, mereka juga harus membiayai pendidikan anak-anak, kebutuhan rumah tangga, dan pengeluaran lainnya. Beban ini membuat penghasilan mereka tidak cukup untuk dialokasikan ke tabungan rumah. Bahkan, beberapa di antaranya harus berutang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Kenaikan Harga Properti
Harga properti, terutama di wilayah perkotaan, terus meroket. Kondisi ini tidak sebanding dengan tingkat kenaikan pendapatan sebagian besar pekerja. Bagi generasi sandwich, membeli rumah menjadi semakin sulit karena sebagian besar penghasilan mereka digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan mendukung tanggungan keluarga. Akibatnya, mereka sering kali hanya mampu menyewa tempat tinggal atau tinggal di rumah yang sudah ada bersama keluarga besar.
Baca juga: “10 Tips Menciptakan Ruang Kerja di Rumah“
Biaya Hidup yang Tinggi
Biaya hidup yang semakin tinggi turut menjadi tantangan utama. Mulai dari kebutuhan pokok, transportasi, pendidikan anak, hingga kebutuhan mendadak seperti biaya kesehatan, semuanya menggerus pendapatan bulanan mereka. Dalam situasi ini, menyisihkan uang untuk membeli rumah terasa hampir mustahil.
Minimnya Tabungan
Kondisi finansial generasi sandwich membuat mereka sulit menabung, apalagi untuk keperluan besar seperti uang muka rumah. Beberapa survei menunjukkan bahwa banyak orang dalam kelompok ini hanya memiliki tabungan untuk kebutuhan darurat jangka pendek, tanpa ada dana yang dialokasikan untuk investasi atau kepemilikan rumah di masa depan.
Beban Utang
Utang juga menjadi penghalang besar. Banyak generasi sandwich memiliki utang kartu kredit, cicilan pendidikan, atau pinjaman pribadi lainnya. Beban ini membatasi ruang gerak finansial mereka dan memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dana membeli rumah.
Apa Solusinya?
Meski tantangan generasi sandwich dalam memiliki rumah terasa berat, ada beberapa solusi yang bisa diupayakan, baik secara individu maupun kolektif.
1. Perencanaan Keuangan yang Matang
Menyusun anggaran yang jelas dan terperinci adalah langkah pertama. Prioritas pengeluaran harus diarahkan pada kebutuhan utama, sementara pengeluaran tidak penting harus diminimalkan. Selain itu, alokasi untuk tabungan dan investasi perlu dipertimbangkan meski dalam jumlah kecil.
2. Edukasi Finansial
Banyak generasi sandwich yang belum sepenuhnya memahami cara mengelola uang atau berinvestasi. Edukasi finansial dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik dalam mengatur keuangan, termasuk memilih instrumen investasi yang aman dan menghasilkan.
3. Dukungan Kebijakan Pemerintah
Pemerintah memiliki peran penting dalam membantu generasi sandwich. Program subsidi perumahan, keringanan pajak, atau bantuan pembelian rumah pertama dapat menjadi solusi efektif untuk meringankan beban mereka. Di beberapa negara, kebijakan seperti cicilan rumah tanpa uang muka atau skema kredit rumah dengan bunga rendah juga terbukti membantu kelompok ini.
4. Dukungan Keluarga
Kerjasama dalam keluarga adalah kunci untuk mengurangi beban generasi sandwich. Diskusi terbuka tentang tanggung jawab keuangan, baik dengan pasangan maupun anggota keluarga lainnya, dapat membantu membagi tekanan secara lebih adil.
5. Mencari Alternatif Properti
Jika membeli rumah di kawasan perkotaan terlalu mahal, generasi sandwich bisa mempertimbangkan untuk membeli rumah di daerah pinggiran dengan harga yang lebih terjangkau. Saat ini, banyak kawasan suburban yang menawarkan properti dengan harga lebih murah namun tetap memiliki aksesibilitas yang baik ke pusat kota.
Solusinya Menghadapi Tantangan dengan Ketahanan
Generasi sandwich berada dalam posisi yang menantang, tetapi bukan berarti tidak ada jalan keluar. Dengan perencanaan keuangan yang baik, edukasi finansial, dukungan kebijakan, dan kolaborasi keluarga, mereka dapat meningkatkan peluang untuk memiliki rumah. Meski perjalanan ini tidak mudah, langkah kecil yang konsisten dapat membawa perubahan besar. Dukungan dari komunitas dan pemerintah juga sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi generasi ini. Pada akhirnya, keberhasilan generasi sandwich dalam menghadapi tantangan ini akan memberikan dampak positif bagi keluarga mereka dan generasi berikutnya.